Dampak
Psikologi Teknologi Internet
Postingan ane yang terbaru gan, postingan
nie tentang dampak psikolog bagi pengguna internet semoga postingan ane kali
ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan untuk agan2 yang membacanya.....
oke dech..........
Belum ada kajian yang sistimatik mengenai dampak
dari teknologi internet dan permainan elektronik terhadap berbagai dimensi
psikologi kehidupan manusia. Apa yang ditulis berikut ini lebih banyak
merupakan pertanyaan yang kiranya perlu dijawab melalui suatu penelitian yang
sistimatik. Berbagai aspek yang kiranya akan terpengaruh akan diuraikan berikut
ini:
1. Perbedaan kepribadian pria dan wanita. Kehadiran komputer dan
internet telah merubah dunia kerja, dari tekanan pada kerja otot ke kerja
otak.. Implikasinya adalah perbedaan perilaku pria dan wanita semakin mengecil.
Kini semakin banyak pekerjaan kaum pria yang dijalankan oleh kaum wanita. Banyak
pakar yang berpendapat bahwa kini semakin besar porsi wanita yang memegang posisi
sebagai pemimpin, baik dalam dunia pemerintahan maupun dalam dunia bisnis. Bahkan
perubahan perilaku ke arah perilaku yang sebelumnya merupakan pekerjaan pria semakin
menonjol. Data yang tertulis dalam buku Megatrend for Women:From Liberation to
Leadership yang ditulis oleh Patricia Aburdene & John Naisbitt (1993) menunjukkan
bahwa peran wanita dalam kepemimpinan semakin membesar. Semakin banyak wanita
yang memasuki bidang politik, sebagai anggota parlemen, senator, gubernur,
menteri, dan berbagai jabatan penting lainnya. Selain itu semakin banyak wanita
yang menjadi pimpinan perusahaan dan sekaligus menjadi pemilik perusahaan. Di Indonesia
selama 54 tahun merdeka belum pernah ada wakil presiden wanita, kini di tahun 1999
Indonesia sudah memilikinya. Peran wanita dalam pengambilan keputusan dalam
kehidupan keluarga semakin besar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Amerika
Serikat 75 persen dari keputusan yang menyangkut kesehatan dalam keluarga diputuskan
oleh wanita. Wanita membeli 50 persen dari mobil yang terjual di Amerika. Bahkan
Toyota melaporkan bahwa 60 persen pembeli mobil mereka adalah kaum wanita. Sekitar
80 persen dari belanja keperluan konsumen sehari-hari dibelanjakan oleh kaum wanita.
Hal yang tidak kalah menariknya adalah semakin banyak wanita yang melakukan pekerjaan
yang tadinya pekerjaan yang dominan dilakukan kaum pria. Kalau semula pekerjaan
membeli ban baru untuk mobil umumnya dilakukan pria, kini ban mobil yang
terjual di USA sekitar 45 persen dibeli oleh kaum wanita.
Peralatan sport yang laku di USA 40 persen berasal dari pembeli wanita. Hal
lain yang menonjol adalah 75 persen pakaian pria dibeli oleh wanita, dan
seperempat dari mobil truk yang laku di USA dibeli oleh wanita (Aburdene &
Naisbitt, 1993). Tampaknya wanita semakin dominan perannya dalam kehidupan masa
kini. Sayang sekali data perilaku wanita yang rinci seperti itu tidak dimiliki
oleh kita di Indonesia.. Namun rasanya kecenderungan seperti itu juga muncul di
Indonesia walaupun tidak sepantastis wanita di Amerika Serikat. Diduga kecenderungan
perilaku wanita seperti yang dikemukakan di atas akan semakin dominan di
milenium baru ini. Selain internet ada permainan komputer yang diduga akan mempersempit
perbedaan kepribadian pria dan wanita. Banyak permainan elektronik Play Station
yang sangat populer di Indonesia. Permainan dalam PS sangat banyak yang menonjolkan
kekerasan. Permainan ini sangat digemari oleh anak laki-laki maupun anak perempuan.
Kini berbagai permainan tersebut dapat diakses dan dimainkan melalui internet.
Kini internet sudah menjadi pusat hiburan. Kita belum memperoleh informasi yang
sistimatik tentang perbedaan aspek kognitif dan kepribadian pria dan wanita
sebagai akibat penggunaan teknologi komputer seperti yang dikemukakan di atas.
Apakah masih ada perbedaan sifat kepribadian seperti yang secara tradisional
kita ketahui bahwa wanita lebih menonjol dalam aspek verbal dan emosional, sedangkan
pria lebih menonjol dalam aspek non-verbal dan lebih asertif (lihat Conger, 1975).
Apakah ketakutan akan sukses semakin menipis pada kaum wanita (lihat Alimatus Sahrah,
1996). Kalau dikaitkan dengan aspek psikologi peran seks ( Bem, 1983.), apakah kini
semakin banyak kelompok androgini, ataukah semakin banyak porsi wanita yang berperan
seks maskulin? Bila demikian apakah dampaknya bagi hubungan sosial pria dan wanita?
2.
Perkembangan kognitif.
Berbeda
dengan menonton televisi yang para penonton bersifat pasif, internet dan permainan
elektronik sangat bersifat interaktif. Diduga internet dan permainan elektronik
dapat merangsang pertumbuhan kecerdasan anak-anak dan orang dewasa. Sejauh ini
belum ada pemantauan untuk melihat perkembangan inteligensi anak-anak Indonesia.
Apakah anak-anak semakin tinggi IQnya dibandingkan dengan generasi sebelumnya?
Apakah anak-anak pengguna internet lebih tinggi kecerdasannya jika dibandingkan
dengan yang bukan pengguna internet?. Di dalam komponen inteligensi, apakah
terjadi perbedaan yang mencolok antara komponen perceptual speed dan spatial
orientation dibandingkan dengan komponen verbal ability?
3. Kecemasan teknologi
Menjelang pergantian tahun 2000
banyak sekali manusia yang dilanda kecemasan dan ketakutan menghadapi kutu Y2K
(year two kilo). Ketakutan akan listrik mati, pesawat akan tabrakan, uang di bank
hilang, senjata nuklir menembakkan peluru tanpa terkendali. Itu adalah beberapa
contoh ketakutan di awal millenium ini.Selain itu ada kecemasan skala kecil
akibat teknologi komputer. Kerusakan komputer karena terserang virus, kehilangan
berbagai file penting dalam komputer inilah beberapa contoh stres yang terjadi
karena teknologi. Rusaknya modem internet karena disambar petir. Smart products
yang dikontrol oleh sistim komputer seperti mobil, rumah, kartu dll. Akan
menjadi sumber stres yang besar bila terjadi gangguan dalam sisitim
komputernya. Fenomena
stres seperti ini yang disebut
dengan technostress (Hanson, 1989). Stres karena teknologi adalah salah satu
sumber stres dalam kehidupan manusia. Tentu saja banyaknya informasi yang masuk
melalui e-mail atau internet dapat pula menyebabkan information overload, dan
ini menjadi sumber stres yang lain. Berapa besar dampak stres teknologi ini pada
kehidupan manusia, sepengetahuan penulis belum pernah ada studi yang mengidentifikasinya.
4. Pola interaksi antar manusia
Kehadiran komputer pada kebanyakan rumah tangga golongan
menengah ke atas telah merubah pola interaksi keluarga. Komputer yang
disambungkan dengan tilpon telah membuka peluang bagi siapa saja untuk
berhubungan dengan dunia luar. Program internet relay chatting (IRC), internet,
dan e-mail telah membuat orang asyik dengan kehidupannya sendiri. Selain itu
tersedianya berbagai warung internet ( warnet) telah memberi peluang kepada
banyak orang yang tidak memiliki komputer dan saluran internet sendiri untuk
berkomunikasi dengan orang lain melalui internet. Kini semakin banyak orang
yang menghabiskan waktunya sendirian dengan komputer. Melalui program internet
relay chatting (IRC) anak-anak bisa asyik mengobrol dengan teman dan orang
asing kapan saja. Apakah dampak positif dan negatif dari keadaan yang demikian
ini? Apakah kematangan sosial anak datang lebih awal atau justeru terlambat
ataukah lebih cepat?
5. Penggusuran manusia
Dalam kehidupan yang digerakkan
oleh teknologi informasi (komputer dan internet) kesuksesan hidup didunia
sangat tergantung pada penguasaan pengetahuan, dan kemampuan mengelola emosi,
dan kemampuan mengelola hubungan sosial. Banyak pakar berpendapat bahwa kunci
sukses untuk mengarungi kehidupan turbulensi perubahannya sangat tinggi, orang
harus memiliki tiga modal, yakni intellectual capital, social capital, soft
capital, and spiritual capital (lihat Ancok, 1998; Ancok, 1999; Nahapiet & Ghoshal,
1998). Persingan dalam kehidupan, baik itu kehidupan bisnis, kehidupan
bermasyarakat, maupun kehidupan individual sangat ditentukan oleh kemampuan
berinovasi. Untuk bisa berinovasi diperlukan kreatifitas yang tinggi dan pengetahuan
yang luas. Teknologi informasi telah meribah dunia kerja, dari kerja yang bertumpu
pada otot ke pekerjaan yang bertumpu pada otak. Pekerjaan masa sekarang lebih
menuntut karyawan yang berpengetahuan (knowledge workers). Kondisi ini akan membuat
jurang sosial antara mereka yang berpengetahuan (know) dan yang tidak
berpengetahuan (know-not).
Mereka yang tidak memiliki pengetahuan akan tergusur dari dunia kerja
(Tappscott, 1996). Selain itu ada korelasi anatara pengetahuan dan kekuasan (power)..
Mereka yang mempunyai pengetahuan akan memiliki kekuasaan. Sebaliknya mereka
yang mempunyai kekuasaan bisa memiliki pengetahuan, karena mereka bias menggunakan
orang yang berpengetahuan untuk kepentingan kekuasaan. Kondisi ini akan membuat
jurang sosial yang lain, yakni jurang antara yang memiliki akses pada kekuasaan
dan yang tidak memiliki akses pada kekuasaan. Golongan ke dua ini akan termarginalisasi
dalam kehidupan. Jurang sosial ini akan menjadi pemicuk konflik yang berwujud
keresahan sosial.
6. Kerahasiaan alat tes semakin terancam
Melalui internet kita dapat
memperoleh informasi tentang tes psikologi, dan bahkan dapat memperoleh layanan
tes psikologi secara langsung dari internet. Tes yang tersedia dalam internet
yang pernah penulis buka antara lain adalah tes asertifitas, locus of control,
tes inteligensi emosional, tes kecemasan. Kini semakin sulit untuk merahasiakan
alat tes karena begitu mudahnya berbagai tes diperoleh melalui internet. Program
tes inteligensi seperti tes Raven, Differential Aptitudes Test dapat diakses melalui
compact disk.. Implikasi dari permasalahan ini adalah, tes psikologi yang ada
akan mudah sekali bocor, dan
pengembangan tes psikologi harus berpacu dengan kecepatan pembocoran melalui
internet tersebut.
teknologi informasi banyak
manfaatnya, dapat membantu kita dalam banyak hal, tetapi kalau
penggunaannya ngawur bisa bencana yang diperoleh dari perangkat
TI, bahkan dapat mengantarkan pemiliknya ke penjara! Dua kejadian terakhir
mengingatkan kita soal ini.
a. Anak SMP yang mengirim SMS
teror bom lewat HP yang dipunyai telah ditangkap aparat. Meski katanya iseng
saja, tapi itu sudah masuk ranah hukum.
b. Penyebar email (forward email)
soal kondisi 5 bank yang dianggap agak limbung juga sudah ditangkap aparat.
Ingat, katanya hanya forward email. Tapi efeknya bahaya untuk perekonomian
(perbankan) kita, masuk ranah hukum juga. Jadi,meski motifnya cuma sekadar
iseng ataupun karena ketidakfahaman/ketidaktahuan terhadap aturan-aturan
terkait, jangan sembarangan menggunakan perangkat TI ( HP, komputer, internet,
dan lain sebagainya). Sebab, pemerintah sekarang (mestinya dulu-dulu juga) tak
segan-segan menindak sang pelaku.
Terlebih jika kasusnya sangat
sensitive seperti penyebaran rumor perbankan yang dilakukan Erick Jazier
Adriansjah, sales Bahana Securities, yang baru saja bikin gempar. Dari detiknet,
dikabarkan, pihak Depkominfo melalui Indonesia Security Incident Responses
Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII), langsung berkoordinasi dengan Unit
Cyber Crime Bareskrim Mabes Polri, dan pihak internal Bank Indonesia,
untuk menguak kasus penyebaran email likuiditas perbankan yang menyesatkan itu.
Ketiga lembaga ini langsung bergerak sinergis sejak rumor beredar. Begitu
ditemukenali, langsung dilakukan manuver untuk pelacakan. Hal-hal begini sudah
diatur dalam UU ITE (Informasi Transaksi Elektronik), juga tentang hukumannya
jika seseorang kedapatan menyebarluaskan informasi di dunia maya–salah satunya
melalui surat elektronik–yang bisa meresahkan masyarakat. Gunakanlah perangkat
TI sebagai upaya membuat nilai tambah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara secara maksimum.
Truz
jngan lupa ksh komentnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar