SEJARAH BERDIRINYA NU (NAHDLOTUL ULAMA' )
Islam masuk ke Indonesia sejak zaman khulaur
Rasyidin tepatnya pada masa khalifah Ustman Bin Affan. Penyebaran islam di
Indonesia masuk melalui dua jalur utama yaitu jalur selatan yang bermadzhab Syafi’i ( (Arab, Yaman,
India, Pakistan, Bangladesh, Malaka, Indonesia ) dan ajlur Utara yang
bermadzhab Hanafi ( Turki, kazakhtan, Uzbekistan, Afganistan, Cina, Malaka,
Indonesia ). Penyebaran islam semakin berhasil, khususnya di pulau Jawa sejak
abad ke -13 oleh wali sanga. Dari murid – murid wali sanga inilah kemudian
secara turun temurun menghasilkan ulama’ – ulama’ besar di wilayah nusantara
seperti syaikhuna Kholil Bangkalan ( Madura ). Syaikh Arsyad Al Banjari (
Banjar Kalimantan ), Syaikh Yusuf ( Sulawesi ) dan masih banyak lagi yang
lainnya.
Telaah terhadap Ahlussunah Wal Jama’ah (ASWAJA)
sebagai bagian dari kajian keislaman, merupakan upaya yang mendudukkan Aswaja
secara profesional. Bukannya semata – mata untuk mempertahankan sebuah aliran
atau golongan tertentu yang mungkin secara subyektif kita anggap baik, karena
rumusan dan konsep pemikiran teologis yang di formulasikan oleh suatu aliran,
sangat dipengaruhi oleh suatu problem teologis pada masanya dan mempunyai sifat
aktualisasinya tertentu.
A. Pengenalan
Nahdlatul Ulama’ ( NU )
1. Arti
NU
Nahdlatul Ulama’ adalah suatu Jam’iyyah atau organisasi ataupun
perkumpulan yang didirikan oleh para Ulama’ berdasarkan Pancasila dan beraqidah
islam Ahlussunah wal jama’ah dengan mengikuti salah satu madzhab empat; Hanafi,
Maliki, Syafi’I, dan Hambali.
Ahlussunah wal jama’ah secara bahasa yaitu orang –
orang atau mayoritas para ulama’ atau umat islam yang mengikuti sunnah Rasul
dan para sahabat atau para ulama’
Nahdlatul Ulama artinya dalam
bahasa Indonesia ialah kebangkitan para ulama’. Kebangkitan yang dimaksudkan
adalah kebangkitan menuju Izzul Islam
wal Muslimin yang artinya kemulyaan islam dan muslimin.
NU di dirikan oleh para ulama’ Ahlussunah Wal
Jama’ah di kota Surabaya pada tanggal 16 Rajab 1344 H atau bertepatan dengan
tanggal 31 Januari 1926 M. Pendiri – pendirinya antara lain :
1) KH.
Hasyim Asy’ari dari Tebu Ireng Jombang
2) KH.
Abdul Wahhab Hasbullah dari Tambak Beras Jombang
3) KH.
Mas Alwi Abdul Azis dari Surabaya
4) KH.
Ridwan Abdullah dari Surabaya
Yang memberikan nama “ NU “ adalah KH. Hasyim
Asy’ari dari Tebu Ireng Jombang ,sedangkan yang menciptakan lambang NU adalah
KH. Mas Alwi Abdul Azis dari Surabaya.
2. Lambang
NU
Setiap organisasi tentu mempunyai
lambing tertentu yang biasanya
menggambarkan tujuan, azas cita – citadari organisasi itu. Tidak ragu
lagi bahwa NU sebagai organisasi yang berazaskan pancasila beraqidah ISLAM,
Ahlussunah Wal Jamaa’ah / mempunyai
lambing di bawah ini.
3. Sejarah
singkat NU
Lahirnya Jam’iyyah NU Pada tanggal
16 Rajab 1344 H. mendapat sambutan dan
dukungan dari para Ulama’ di pesantren –pesantren yang tersebar seluruh
Indonesia, sehingga dalam tempo yang relative singkat sudah banyak didirikan
cabang –cabang NU di pulau Jawa, bahkan sampai keluar jawa.
Hal ini tidak mengherankan, karena
NU yang di pimpin oleh para Ulama’ ASWAJA, adalah sesuai denagn kehidupan
masyarakat islam Indonesia yang mayoritasnya pengikut madzhab Syafi’i.
Apa yang didirikan oleh para ulama’
tersebut adalah sama dengan ajaran yang
telah dinamakan oleh para wali terdahulu. Itulah sebabnya, maka NU dalam waktu
singkat sudah tersebar di pelosok tanah air. Bukan hanya di kota saja, tetapi
malah sampai ke desa – desa.
4. Azas
dan Tujuan NU
Suatu organisasi sudah tentu
mempunyai azas dan tujuan, demikian halnya NU. Ia mempunyai azas, sesuai dengan
anggaran dasarnya, NU berazaskan Pancasila.
Adapun tujuan NU
ialah berlakunya ajaran Islam yang berhaluan Ahlussunah Wal Jama’ah dan
menganut salah satu madzhab empat di tengah
- tengah kehidupan. Di dalam wadah Negara kesatuan republik Indonesia yang berazaskan Pancasila
dan UUD 1945.
Tujuan ini di lindungi oleh UUD
1945 pasal 29 ayat 2 yang berbunyi, “ Negara menjamin kemerdekaan tiap – tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing – masing dan untuk beribadah menurut agamanya dan kepercaannya itu.
5. Badan
Otonom NU
NU mempunyai beberapa organisasi
yang bernaung di bawahya. Organisasi ini disebut Badan Otonom yang telah ada
pada saat Anggaran Rumah Tangga NU ditetapkan di Muktamar NU ke 28 di
Yogyakarta, ada sejumlah 9, beberapa Badan Otonom itu
a. Muslimat
NU
Muslimat diterima sebagai bagian
dalam NU sejak bulan Rabiul Akhir 1365 / Maret 1946, yaitu dalam muktamar NU ke
XVI di Purwokerto. Pada waktu itu bernama Nahdlatul Ulama’ Muslimat, di singkat
NUM.
Tujuan Muslimat NU antara lain
1) Mempersatukan
kaum muslimat Ahlussunah wal Jama’ah.
2) Mempertinggi
kecerdasan kaum wanita tentang ajaran ISLAM dan Ilmu Pengetahuan.
b. Ikatan
putra Nahdlatul Ulama’
IPNU berdiri resmi pada tanggal 24 pebruari 1954,
diputuskan dalam konggres Ma’rif NU di
Semarang, Jawa Tengah.
c. Ikatan
putri-putri Nahdlatul ulama’
IPPNU berdiri secara resmi pada
tanggal 2 Maret 1955 di Malang yaitu dalam konggres IPNU. Mulanya, pucuk
pimpinan IPPNU berada di Yogyakarta, kemudian di pindah ke Jakarta.
B. Lembaga – lembaga NAhdlatul Ulama’
Lembaga adalah perangkat organisasi
Nahdlatul Ulama’ yang berfungsi sebagai pelaksana kebijakan NU, khususnya yang
berkaitan dengan suatu bidang tertentu.
NU mempunyai beberapa lembaga yang terus
berfungsi secara keseluruhan ada12 macam, dan sebagian dari lembaga 12 itu
adalah.
Lembaga Pendidikan Ma’arif
a) Persekolahan
Persekolahan adalah tempat mencetak
kader – kader NU yang berpengetahuan, kader – kader yang akan mengabdi berdasar
ilmu pengetahuan, mereka adalah calon – calon pemimpin bangsa yang menjadi
harapan NU.
b) Pondok
Pesantren
Pondok Pesantren adalah kompleks
perumahan para santri untuk mengaji kepada kyai yang mengasuhnya, pengasuh
pondok pesantren disebut kyai, sedangkan siswa yang mengaji disebut santri.
Adapun pelajaran – pelajaran agama islam yang ada di
pesantren yaitu ;
v Fiqh,
Tafsir, Hadist, ushul Fiqh
v Nahwu,
Sorof, balaqhoh, Tauhid, Mantiq, Filsafat, Islam
v Alkhlaq,
Tasawu f, Tarikh, islam, Kebudayaan islam
c) Lembaga
da’wah
Lembaga ini bertugas melaksanakan
k,ebijakan NU di bidang penyiaran agama islam ahlussunah wal jama’ah. Dakwah yang dilakukan NU adalah ;
mengajak kepada seluruh manusia menuju kehidupan yang sejahtera yang lurus dan di ridhoi Allah SWT.
Dalam melaksanakan dakwah, NU selalu menempuh jalan damai. NU tidak akan
berdakwah memakai kekerasan , lebih – lebih terhadap sesame bangsa Indonesia.
NU selalu berdakwah dengan penuh sopan santun dan lemah lembut, tidak akan
memaksa dan menekan orang lain.
Oleh karena itu, maka persyaratan
agar bangsa kita menjadi bangsa yang baik menurut Allah SWT.
1) Beriman
kepada Allah SWT.
2) Amar
Ma’ruf , yaitu memerintahkan segala yang baik.
3) Nahi
Munkar, yaitu melarang segala macam kejelekan.
Truz jngan lupa ksh komentnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar